Dari uraian-uraian sebelumnya kita telah mengetahui bahwa perubahan harga suatu barang bertendensi menimbulkan reaksi para pembeli barang tersebut berupa berubahnya umlah yang diminta. Pada umumnya meningkatnya harga mengakibatkan berkurangnya jumlah barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga mengakibatkan meningkatnya jumlah barang yang diminta. kalau kits bandingkan antara barang yang sate dengan barang yang lain, kita akan menemukan bahwa intensitas reaksi pembeli tehadap perubahan harga dalam bentuk peningkatan atau penurunan jumlah yang diminta berbeda-beda. Dengan perubahan harga yang sama perubahan dalam jumlah yang diminta untuk barang satu bisa lebih banyak daripada untuk barang yang lain. Untuk mengukur intensitas reaksi pembeli terhadap perubahan harga barang yang bersangkutan para pemikir ekonomi telah menciptakan suatu alat analisis yang disebutnya elastisitas.
Dalam bab ini kita membatasi diri kepada elastisitas yang dapat dipergunakan untuk niengukur intensitas reaksi konsumen atau pembeli pada umumnya dalam bentuk perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga harga satuan barang tersebut, yang biasa disebut elastisitas harga permintaan atau price elasticity of demand, yang biasa jugs hanya disingkat elastisitas harga atau price elasticity, atau bahkan Bering pula hanya disebutelastisitas permintaan atau deman elasticity. Meskipun kenyataanya adalah demikian, namun kiranya lebih baik kita menggunakan sebutan yang lengkap, mengingat bahwa kita mengenal tidak hanya satu macam elastisitas harga dan juga tidak hanya satu macam elastisitas permintaan. Nanti kita akan menemukan bahwa di samping elastisitas harga permintaan. Nanti kita akan menemukan bahwa di samping elastisitas harga permintaan, juga kita jumpai elastisitas pendapatan permintaan, yang biasa disebut income elasticity of demand, elastisitas silang atau cross-elasticity dan juga elastisitas harga penawaran, yang biasa disebut juga price elasticity of supply. Tambahan pula selain daripada itu masih ada konsepsi-konsepsi elastisitas lainnya yang di luar lingkup buku ini.
7.1. BEBERAPA RUMUS DASAR ELASTISITAS HARGA
Kita mengenal beberapa bentuk perumusan dasar elastisitas harga yang dapat dipergunakan untuk menghitung tingginya koefisien elastisitas
1. Elastisitas jarak atau arc elasticity. Lebih lanjut perumusan elastisitas jarak ini dibedakan antara:
(a) perumusan dasar elastisitas jarak, dan
(b) perumusan elastisitas jarak dengan modifikasi.
2. elastisitas titik atau pointelasticity. Uraian mengenai cara menghitung koefisien elastisitas titik dengan menggunakan grafik dapat dibedakan antara :
(a) cara menghitung koefisien elastisitas titik untuk kurva permintaan berbentuk garis lurus, dan
(b) cara menghitung koefisien elastisitas titik untuk kurva permintaan berbentuk garis lengkung.
Di bawah ini diuraikan cara-cara menghitung koefisien elastisitas harga permintaan dengan menggunakan sistematika di atas.
7.2. RUMUS DASAR ELASTISITAS JARAK
Yang dimaksud dengan elastisitas jarak atau arc elasticity sebuah kurva permintaan ialah elastisitas yang dihitung dari dua buah titik yang berjuahan dari sebuah kurva permintaan. kalau kita ingin mengetahui elastisitas jarak untuk kurva permintaan akan barang Z yang digambarkan oleh kurva permintaan DD pada Gambar 7.2.1. antara titik A dan titik B, maka kita dapat mempergunakan rumus dasar elastisitas harga permintaan di bawah ini.
di mana :
Eh : elastisitas harga permintaan
AZ : perubahan kuantitas barang Z yang diminta
Z: kuantitas barang Z yang diminta sebelum adanya perubahan harga OH : perubahan harga barang Z
H: harga barang Z sebelum berubah.
Dari Gambar 7.2.1. kita saksikan bahwa perubahan dari titik A ke titik B mengandung makna bahwa sebagai akibat daripada menurunnya harga barang Z dari semula setinggi Rp 500/Z turun menjadi Rp 400/Z mengakibatkan jumlah barang Z yang diminta bertambah dari semula 4 unit menjadi 6 unit per satuan waktunya.
Apabila kita menggunakan perumusan (7.2.1.), kita menemukan :
Apabila untuk menghitung elastisitas tersebut dipergunakan rumus (7.2.2.), hasilnya juga akan persis sama :
- berubahnya jumlah yang diminta dari 4 unit menjadi 6 barang Z berarti ada kenaikan jumlah yang diminta sebesar 50%.
- berubahnya harga satuan barang Z dari Rp SOOIZ menjadi Rp 400/Z dapat disebutkan sebagai adanya penurunan harga satuan barang Z setinggi 20%. - dengan menggunakan perumusan (7.2.2) :
Dari hasil perhitungan di atas kita temukan bahwa tanda daripada kofesien elastisitas adalah negatif. Negatifnya koefisien elastisitas tersebut disebabkan oleh bentuk kurva permintaan yang dari kiri ke kanan menurun, yaitu sesuai dengan hukum permintaan. Mengingat bahwa kebanyakan kurva permintaan bentuk yang demikian, maka kalau toh koefisien elastisitas harga kurva permintaan tersebut tandanya tidak dicantumkan kita dapat memastikan bahwa tandanya adalah negatif juga. Oleh karena itulah maka tidak sedikit yang berpendapat dapat diabaikan. Bahkan ada yang lebih dari itu, menyarankan agar supaya hasil koefisien elastisitasnya mempunyai tanda positif disarankan agar supaya rumus-rumus koefisien elastisitas harga kurva permintaan tanda negatif. Untuk rumus koefisien elastisitas (7.2.1) misalnya, perlu diubah sedikit menjadi ;
Dengan demikian koefisien elastisitas kurva permintaan DD pada Gambar 7.2.1. untuk jarak antara A dan B tidak lagi diketemukan setingi -2'/Z melainkan setinggi 7'/Z.
7.3. RUMUS ELASTISITAS JARAK DENGAN MODIFIKASI
Rumus-rumus dasar elastisitas jarak seperti yang diungkapkan dalam (7.2.1) maupun (7.2.2) sebetulnya mempunyai kelemahan. Daripenggunaan kedua rumus elastisitas tersebut, seperti kita ketahui telah diketemukan bahwa elastisitas permintaan barang Z terhadap harga dari titik A ke titik B adalah setinggi 2,5. Dari hasil perhitungan tersebut, kita tidak dapat mengatakan bahwa yang tinggi elastisitasnya 2,5 adalah elastisitas permintaan terhadap harga di antara titik A dan titik B, sebab kalau kita perhatikan betul-betul, dengan menggunakan kedua rumus tersebut hasil perhitungan elastisitas dari titik A ke B berbeda dengan hasil perhitungan dari titik B ke A. Kalau elastisitas dari A ke B telah kita ketahui adalah setinggi 2,5, elastisitas dari B ke A adalah setinggi :
Untuk mengatasi kelemahan tersebut, maka dapat disarankan untuk dipergunakannya rumus yang telah dimodifikasinya. Rumus elastisitas dengan modifikasi kita sajikan dalam (7.3.1).
Kalau rumus (7.3.1) ini kita teapkan pada perhitungan koefisien elastisitas jarak antara titik A dan titik B pada kurva permintaan DD Gambar 7.2.1. kita menemukan
Koefisien elastisitas jarak yang kita temukan dengan menggunakan rumus (7.3.1) akan tidak berbeda, apakah koefisien tersebut dihitung dengan menggunakan perubahan dari titik A ke titik B ataukah dihitung dengan menggunakan perubahan dari titik B ke titik A.
7.4. MENGHITUNG ELASTISITAS TITIK
Kalau elastisitas jarak sebuah kurva permintaan menunjukkan tingginya elastisitas di antara dua titik yang berjauhan dari sebuah kurva permintaan, elastisitas titik sebuah permintaanmenunjukkantingginyaelastisitas pada sebuah titik pada sebuah kurvapermintaan. Rumus elastisitas (7.2.1.) masih tetap berlaku hanya saja dengan catatan bahwa perubahan harga yang diperhitungkan, yaitu AH, harus dibuat demikian kecil mendekati nol. Dengan perubahan nilai H yang mendekati nol, maka secara matematik rumus dasar elastisitas permintaan terhadap harga menjadi sebagai berikut :
yang juga dapat kita tulis :
Cara menemukan koefisien elastisitas titik sebuah permintaan terhadap harga dapat diterangkan dengan menggunakan Gambar 7.4.1.
Apabila misalnya kita ingin mengetahui koefisien elastisitas kurva permintaan AC pada titik B, kita dapat menggunakan salah satu dari tiga buah rumus di bawah ini :
Pembuktian atau penurunan daripada ketiga rumus tersebut adalah sebagai berikut : Kita telah mengetahui bahwa koefisien elastisitas harga kurva permintaan adalah sebagai berikut :
Ini berarti bahwa rumus (7.4.4) sudah berhasil dibuktikan.
Untuk membuktikan rumus (7.4.3) dan (7.4.5) kita perhatikan segitiga ADB dan segitia BEC. Kedua segitiga ini adalah sebangun, oleh karena kedua segitia tersebut mempunyai tiga sudut yang besarnya sama. Sudut ADB sama dengan sudut BEC, oleh karena kedua-duanya adalah sudut siku-siku. Sudut DAB sama besarnya dengan sudut EBC, oleh karena garis OA sejajar dengan garis EB dan CBA merpakan sebuah garis lurus. Oleh karena kedua segitiga tersebut dua sudutnya sudah terbukti sama maka sudut ketiga, yaitu sudut DBA dan ECB juga sama besar.
Post a Comment